Rabu, 18 Juni 2014

Posted by Unknown
1 comment | 06.53
Dalam sejarahnya, di daerah Banten pertama kali berdiri kerajaan Tatar Sunda Padjajaran Banten Tirta Laya di bawah naungan Prabu Jaya Bupati (932M) di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya, Palembang dengan rajanya Prabu Darma Setu. Di masa Prabu Bala Putra Dewa, pengganti Prabu Darma Setu, Sriwijaya yang ingin meneruskan jejak ayahandanya di kerajaan Banten, kerajaan tatar sunda Padjajaran Banten Tirta Laya ini di tinggalkan oleh rakyatnya karena ada pergolakan dan pemberontakan di tanah Banten. Prabu Jaya Bupati memilih mengungsi di Cicatih Suka bumi (Jawa Barat). Di dalam pengungsiannya, Prabu Jaya Bupati mendeklarasikan kerajaannya bernama kerajaan Pakuan Padjajaran, dan bergelar “Raja Maharaja Sri Raja Bupati Jaya Mawehan Wisnu Murti Sama Marijan Wirakrama Tungga Dewa.” Selain itu, beberapa kerajaan lahir di sini, seperti kerajaan Surya Wisesa dengan rajanya Prabu Hyang Niskala Wastu Kencana, Prabu Rahyang Dewa Niskala, Prabu Sri Baduga Maharaja, dan Niskala Wastu Kencana. Kemudian muncul lagi dinasti kerajaan baru yang diberi nama Kerajaan Galuh Pakuan dengan rajanya Niskala Wastu Kencana, Raja Tabaan, dan Sang Ratu Jaya Dewata. Dibawah kepemimpinan Sang Ratu Jaya Dewata inilah, kejaan Banten kembali ke asalnya setelah terombang-ambing selama 402 tahun, dengan nama baru Kerajaan Padjajaran Banten yang kemudian lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Banten Girang. Pada masa itulah Syarif Hidayatullah (sunan gunung Djati) datang ke wilayah Banten dan menaklukkan kerajaan Banten Girang. Dan mengislamkan Ki Mas Jong dan Agus Ju, penganut Islam pertama di Banten. Syarif hidayatullah empat tahun menetap di Banten Girang, dan diteruskan oleh anaknya Sultan Maulana Hasanuddin selama tujuh tahun sebelum memindahkan pusat kesultanan ke Sorosowan (1537 M), tempat yang sekarang ini banyak dikenal orang banyak ketimbang Banten Girang

1 komentar: